Kamis, 14 November 2013

PADI SAWAH

Peningkatan produksi beras perlu diupayakan dalam rangka pemantapan ketersediaan beras yang bersumber dari produksi dalam negeri. Peningkatan produksi merupakan upaya untuk membangun pertanian tangguh melalui tehnologi dan inovasi baru melalui upaya Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu (PTT).
Dari luas wilayah, lahan sawah Kabupaten Gorontalo mencapai 13.556 Ha. Tetapi yang dimanfaatkan secara intensif seluas 13.447 Ha. Ini berarti peluang pengembangan lahan sawah. Dimana capaian  produksi padi dari 148.401 Ton GKP (93.789 Ton Beras) tahun 2011 menjadi 160.440 Ton GKP (101.398 Ton Beras) tahun 2012, atau mengalami peningkatan. Dimana capaian produksi tahun 2012 tertinggi berada di Kecamatan Tolangohula sebesar 34.310 Ton GKP dan produksi terendah sebesar 218 Ton GKP berada di Kecamatan Bilato. Hal ini disebabkan karena Kecamatan Tolangohula memiliki potensi lahan sawah terbesar dan dialiri oleh bendungan raksasa, sedangkan Kecamatan Bilato memikili potensi lahan sawah terendah dan hanya merupakan lahan tadah hujan.

Grafik 1. Perkembangan Produksi Padi Sawah Tahun 2005-2012

Peningkatan produksi ini telah menempatkan Kabupaten Gorontalo mendapatkan beberapa kali penghargaan peningkatan produksi padi di atas 5% yang diserahkan langsung oleh Bapak Presiden Republik Indonesia Tahun 2009.



Grafik 2. Perkembangan Produksi Beras Tahun 2005-2012











JAGUNG


Untuk memenuhi kebutuhan jagung maka upaya peningkatan produksi harus dilakukan. Upaya ini akan lebih berhasil jika ada kerjasama terpadu antara pemerintah dan petani. Jagung merupakan salah satu serealia yang strategis dan bernilai ekonomis serta mempunyai peluang untuk dikembangkan.
Di Indonesia, jagung merupakan bahan makanan pokok kedua setelah padi. Di samping itu, jagung pun digunakan sebagai bahan makanan ternak (pakan) dan bahan baku industri. Peningkatan produksi jagung juga cukup pesat dari tahun 2005-2012 dengan areal yang dapat dimanfaatkan seluas 37.282 Ha  tahun 2012. Dimana capaian  produksi jagung dari 95.729 Ton pipilan kering tahun 2011 menjadi 120.961 Ton pipilang kering tahun 2012 atau mengalami peningkatan.
Dimana capaian produksi tahun 2012 tertinggi berada di Kecamatan Bongomeme sebesar 27.405 Ton pipilan kering dan produksi terendah sebesar 126 Ton pipilan kering berada di Kecamatan Tilango. Hal ini disebabkan karena Kecamatan Bongomeme memiliki potensi lahan kering yang hampir keseluruhan potensi lahan keringnya dimanfaatkan. Sedangkan Kecamatan Tilango sebagian potensi lahan keringnya berada di pinggiran Danau Limboto.
Grafik 3. Perkembangan Produksi Jagung Tahun 2005-2012 







KEDELAI

Selain komoditi padi dan jagung, komoditi kedelai saat ini sudah mulai diperhitungkan keberadaannya. Hal ini dibuktikan dengan semakin banyaknya kebutuhan dalam negeri, sehingga  Indonesia harus mengadakan kedelai impor. Oleh sebab itu pemerintah pusat dan daerah (Prov/Kab/Kota) mulai memprogramkan pengadaan benih kedelai setiap tahunnya guna mengurangi impor kedelai.
Di Kabupaten Gorontalo setiap tahunnya luas pertanaman komoditi kedelai meningkat. Hal ini dapat terlihat dari pencapaian produksi kedelai 149 Ton kering polong tahun 2011 menjadi 244 Ton pipilan kering tahun 2012 atau mengalami kenaikan.
Dimana capaian produksi tahun 2012 tertinggi berada di Kecamatan Asparaga sebesar 163 Ton polong kering dan produksi terendah sebesar 6 Ton polong kering berada di Kecamatan Bongomeme. Hal ini disebabkan karena Kecamatan Asparaga mendapatkan bantuan benih kedelai dan antusias masyarakat dalam mengembangkan komoditi tersebut. Dimana komoditi tersebut harganya mulai menarik perhatian masyarakat. Sedangkan Kecamatan Bongomeme sebagian potensi lahan keringnya lebih banyak di tanami tanaman jagung.
Grafik 4. Perkembangan Produksi Kedelai Tahun 2005-2012








KOMODITI TANAMAN PANGAN LAINNYA

Capaian produksi komoditas pertanian lainnya seperti kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar selama tahun 2005-2012 mengalami fluktuasi dalam pencapaian produksi. Untuk lebih lengkapnya, capaian produksi komoditi tanaman pangan lainya selama tahun 2005-2012 dapat dilihat pada Grafik dibawah ini


Grafik 4.    Perkembangan Produksi Komoditas Pertanian Lainnya Tahun 2005-2012










CABE RAWIT

Saat ini cabe rawit menjadi salah satu komoditas sayuran yang banyak dibutuhkan masyarakat, baik masyarakat lokal maupun internasional. Setiap harinya permintaan akan cabe rawit, semakin bertambah seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk. Sehingga menjadi peluang usaha yang masih sangat menjanjikan, bukan hanya untuk pasar lokal saja namun juga berpeluang untuk memenuhi pasar ekspor.
Peluang agribisnis tanaman cabe cukup besar untuk dikembangan. Varietas yang banyak ditanani dan laku di pasar saat ini adalah cabe rawit. Dimana capaian  produksi cabe rawit dari 2.220 Ton buah segar tahun 2011 menjadi 3.400 Ton buah segar tahun 2012 atau mengalami peningkatan.
Grafik 5. Perkembangan Produksi Cabe Rawit Tahun 2005-2012










Dimana capaian produksi cabe rawit tahun 2012 tertinggi berada di Kecamatan Biluhu sebesar 897 Ton buah segar dan produksi terendah sebesar 13 Ton buah segar berada di Kecamatan Talaga Jaya. Hal ini disebabkan karena Kecamatan Biluhu luas pertanamannya lebih tinggi dari Kecamatan Talaga Jaya. Selain itu dipengaruhi oleh wilayah Kecamatan Biluhu memiliki potensi yang luas dengan dataran tinggi sedangkan Kecamatan Talaga Jaya luas wilayahnya kecil dan berada di pinggiran Danau Limboto.

TOMAT

Tanaman tomat merupakan salah satu bagian tanaman hortikultura yang strategis. Karena iklim Indonesia yang cocok untuk budidaya tomat maka tomat mudah dijangkau semua lapisan masyarakat. Selain cabe rawit, tanaman tomat pun sangat berpeluang besar untuk dikembangan secara agribisnis.
Varietas yang banyak ditanani dan laku di pasar saat ini adalah tomat hibrida varietas permata. Dimana capaian produksi tomat dari 1.321 Ton buah segar tahun 2011 menjadi 684 Ton buah segar tahun 2012 atau mengalami penurunan. Hal ini disebabkan oleh intensitas curah hujan yang cukup tinggi
Grafik 6. Perkembangan Produksi Tomat Tahun 2005-2012









Capaian produksi tomat tahun 2012 tertinggi berada di Kecamatan Mootilango sebesar 177 Ton buah segar dan produksi terendah sebesar 5 Ton buah segar berada di Kecamatan Batudaa. Hal ini disebabkan karena Kecamatan Mootilango memiliki potensi lahan untuk tanaman tomat lebih besar dari Kecamatan Batudaa.

BAWANG MERAH


Budidaya bawang merah bagi para petani dapat memberikan keuntungan cukup besar. Mengingat saat ini kebutuhan pasar akan bawang merah semakin meningkat tajam, seiring dengan meningkatnya jumlah pelaku bisnis makanan.
Peluang agribisnis tanaman bawang merah cukup besar untuk dikembangan. Varietas yang banyak ditanani dan laku di pasar saat ini adalah bawang merah lokal. Dimana capaian  produksi bawang merah dari 54 Ton umbi tahun 2011 menjadi 53 Ton umbi tahun 2012 atau mengalami penurunan. 
Grafik 7. Perkembangan Produksi Bawang Merah Tahun 2005-2012









Capaian produksi bawang merah tahun 2012 tertinggi berada di Kecamatan Batudaa Pantai sebesar 33 Ton umbi dan produksi terendah sebesar 2 Ton umbi berada di Kecamatan Telaga Biru. Hal ini disebabkan karena Kecamatan Batudaa Pantai memiliki potensi lahan untuk tanaman bawang merah lebih besar dari Kecamatan Telaga Biru


0 komentar:

Posting Komentar